Di sebuah alam di mana dinamik kuasa memerintah tertinggi, seorang wanita yang tunduk mendapati dirinya dalam keadaan penghinaan yang mutlak. Tuannya, seorang badan yang memerintah dengan lengkungan yang menggairahkan dan nafsu yang tidak dapat dipuaskan untuk dominasi, memerintahkannya untuk melayani payudaranya yang besar. Tuan rumah yang tunduk, tanpa rasa hormat diri, dengan penuh semangat memanjakan diri, dengan tugas di tangannya, mempersembahkan payudaranya yang mewah dengan lidahnya yang menggosok-gosok dan memperlihatkan kakinya, hanya wajahnya yang terangkat menjadi tumpuan kepada adegan penghinaan, setelah menyelesaikan masalahnya dengan mulutnya.