Alice, seorang wanita rakus yang haus kenikmatan, tidak membuang waktu untuk menyelami kedalaman hasratnya.Sasarannya? Alberts belakang yang lezat, godaan menggoda yang tidak bisa dia tahan. Dengan seringai jahat, dia membuka bibirnya, bersemangat untuk menyelimuti pakaiannya yang kencang di dunia ekstasi.Lidahnya, seorang ahli rayuan, menari di atas pipinya, mencicipi setiap inci dagingnya yang mengundang. Ruangan itu dipenuhi dengan erangan kepuasannya, menggemakan irama pelayanannya yang sungguh-sungguh.Albert, tersesat dalam angin puyuh kenikmatan, hanya bisa terengah-engah dengan keahliannya di mulutnya. Ini lebih dari sekedar kenikmatan oral; sebuah simfoni nafsu dan hasrat, sebuah tarian lidah dan pipi yang tidak menyisakan imajinasi.Saat adegan itu terungkap, menjadi jelas bahwa Alice bukan penggemar biasa.Dia adalah penikmat kenikmatan, seorang wanita yang tahu bagaimana menikmati setiap momen, setiap selera.Dan Alberts, dia lebih dari sekadar peserta yang bersedia. Dia adalah subjek yang sempurna untuk hasrat duniawinya.