Setelah kecelakaan yang tidak bersalah di dapur, aku dan ibu tiriku Sheena Ryder menemukan diri kami sendirian di kamar tidur, pakaian kami berantakan.Ketegangan di antara kami terasa, udara yang tebal dengan hasrat yang tak terucapkan.Saat kami mengatur napas, perlahan dia membuka resleting celanaku, memperlihatkan kejantananku yang berdenyut-denyut.Matanya terbelalak kaget, tapi tidak dengan jijik.Dengan senyum menggoda, dia mengajakku masuk ke mulutnya, lidahnya menari-nari di sekitar ujung sebelum membawaku masuk ke tenggorokannya dalam-dalam.Pemandangan dia berlutut, payudaranya yang besar terangkat dengan masing-masing mengelus, adalah pemandangan yang mengarah pada keahlian cendapan kenikmatan.Kenikmatan cendahannya memuncak dalam pertemuan yang panas.Tapi setelah pertemuan itu tidak berlangsung lama, kami berdua langsung melepaskan cengkeraman kami di mulutnya, kami saling berpelukan dalam satu sama lain tanpa henti mencoba bernafas, setiap kali kami menemukan pertemuan yang lebih bebas, kami tidak pernah puas dalam satu sama lainnya, kami saling berdesah tanpa henti.