Aku selalu terpikat dengan lekuk tubuh bahenol ibu tiriku dan pesona yang menggoda.Ia memancarkan sensualitas yang tak mungkin ditolaknya.Ketika ia curhat padaku tentang kepergian suaminya yang terlalu cepat dan hasratnya yang masih tersisa, aku sama-sama terkejut dan terangsang.Ia merindukan seseorang untuk memenuhi fantasi-fantasinya yang belum terpenuhi, dan aku tidak bisa menolak daya tariknya.Pikiran untuk menyenangkannya, memuaskan hasratnya, dan mewujudkan keinginan terakhir suaminya sangat memabukkan.Saat kami menikmati hasrat terlarang kami, aku mendapati diriku tersesat dalam pergolakan gairah yang dewasa ini.Tangannya mengajariku keindahan melalui seni mesra, setiap tindakanku adalah ujian kenikmatan dan testis antara hasrat dan hasrat kami, sebuah testis yang tak terbantu, sebuah testi dan sebuah testis dari hubungan kami yang tak terpuaskan.Setiap kali bertemu adalah pengalaman unik antara kami dan seorang suami, dan seorang wanita yang selalu berbagi testis untuk kami, sebuah ujian birahi, sebuah testimoni yang tak pernah kami bagikan pada kami, sebuah perayaan akhir dari sebuah pertemuan dan sebuah perayaan yang tak terduga.