Setelah hari yang panjang dan melelahkan, aku mendapati diriku di sofa, merasa dingin dan sendirian.Ibu tiriku, dengan tubuhnya yang hangat dan mengundang, adalah obat yang sempurna.Ia merasakan ketidaknyamananku dan menawarkan kenyamanannya, membungkusku dalam pelukan dan selimutnya.Tapi saat ia memelukku, niatnya bergeser.Nafasnya menjadi berat, tubuhnya menekan tubuhku, menyulut hasrat yang membara dalam diri kami berdua.Matanya yang biru, dipenuhi nafsu, memberi isyarat padaku untuk menjelajahi lekuk tubuhnya yang cukup.kunci pirangnya yang lezat mengalir turun ke punggungnya, membingkai wajahnya yang memikat.Aku tidak bisa menahan semua lemak tubuhnya, dan menghambat kekagumannya.Asvy bergerak ke tempat tidur, kerindukan kami benar-benar pusat gairah kami.Dengan berkah besar, ia menjadi pusat gairah kami, membuka kakinya lebar-lebar, membuka kakiku lebar, memberikan kenikmatan kenikmatan yang tak terhingga bagi wanita yang bernafsu.Dengan penuh semangat, ia memenuhi liang kemaluanku yang terbuka, kehangatan yang tak terjami, kehangatannya memenuhi kehangatan tubuhku yang murni.