Setelah seminggu penuh gejolak keraguan diri dan ketidakpastian, Anna mendapati dirinya menginginkan kenyamanan sentuhan istrinya.Rasa bibir lembutnya terhadap bibirnya adalah jangkar yang tak asing lagi, membumikannya dalam realitas hubungan mereka.Ciuman mereka semakin dalam, tubuh mereka terjalin dalam tarian setua waktu itu sendiri.Hasrat Anna tumbuh, kerinduannya untuk lebih menjadi nyata.Dia mendambakan sensasi lidah istrinya menjelajahi daerah paling intimnya, mencicipinya, memvalidurinya.Kenikmatan itu luar biasa, bukti gairah dan pemahaman bersama mereka.Setiap sentuhan, setiap jilatan, mengirimkan gelombang kenikmatan melalui Anna, menegaskan cinta mereka pada dunia cinta.Pencapaian cinta mereka adalah ujian dalam memilih kekuatan cinta dan kewanitaan mereka bersama.