Aku terbangun sampai ayah mertuaku mengocokku, membentak-bentak karena tidak pulang tadi.Aku capek dan uring-uringan, tapi dia tidak mau mendengarkan.Aku berlutut di hadapannya, memaksaku mengulum kontolnya yang sudah keras berdenyut-denyut itu.Sensasi yang aneh, rasa asinnya memenuhi mulutku, tapi aku tahu aku tidak punya pilihan.Aku menantunya, dan aku harus menyenangkannya.Setelah beberapa menit menghisap, dia menarik keluar dan menembakkan pejunya yang hangat ke seluruh wajahku.Lega kalau akhirnya selesai, tapi ibu mertuaku berjalan masuk dan melihat apa yang telah terjadi.Dia marah besar padaku, menegurku, dan memarahiku padanya dengan membawa malu dan malu pada keluarganya.Aku tahu aku telah membuat pelajaran besar, tapi aku punya pelajaran.