Di tengah perjumpaan panas dengan anak tiriku yang menggoda, aku mendapati diriku berada di tempat perlindungan pribadinya.Saat aku masuk, aku disambut dengan pemandangan dia di atas ranjang, tubuhnya yang ranum mengangkang lebar, mengundangku masuk.Dengan senyum nakal, aku bergabung dengannya dalam tarian erotis, menjelajahi lekuk tubuhnya dan mencicipi manisnya.Hasrat di antara kami teraba, dan kami takluk pada desakan primitif kami.Dalam batas-batas ketidakhadiran ayahnya, kami menikmati pertemuan terlarang, tubuh kami saling bertautan dalam tarian gairah.Ruangan kamar tidur bergema dengan erangan kami mengasumsikan berbagai posisi, kami bergetar dengan irama, mencapai intensitas kenikmatan yang baru, mencapai klimaks tanpa henti, nafas kami terengah-engah, terbaring dan terbaring dalam kenikmatan yang kami janjikan selamanya, kami biarkan selama ini terbaring.